Pindah Klub Baru, Cerita Donny van de Beek Masih Sama
Donny van de Beek, gelandang asal Belanda yang pernah digadang-gadang sebagai salah satu talenta besar di sepak bola Eropa, terus menghadapi tantangan berat dalam kariernya, meskipun ia telah pindah ke klub baru. Setelah periode sulit di Manchester United, harapan besar muncul ketika van de Beek meninggalkan Old Trafford untuk mencari kesempatan bermain reguler di tempat lain. Namun, sejauh ini, kisahnya masih belum berubah—kurangnya menit bermain dan performa yang belum kembali ke level terbaik menjadi narasi yang berulang dalam perjalanan kariernya.
Awal Karier yang Cemerlang
Van de Beek mulai mencuri perhatian saat bermain untuk Ajax Amsterdam. Sebagai lulusan akademi Ajax, ia menjadi pemain kunci dalam skuat yang mencapai semifinal Liga Champions pada musim 2018-2019, bersama nama-nama besar seperti Frenkie de Jong dan Matthijs de Ligt. Keahliannya dalam menghubungkan lini tengah dan lini serang, kemampuan mencetak gol dari lini kedua, serta ketenangannya dalam mengendalikan bola membuatnya menjadi incaran banyak klub top Eropa.
Pada 2020, Manchester United memboyongnya dengan biaya transfer yang cukup besar, sekitar £35 juta. Namun, harapan besar itu tidak pernah terwujud di Old Trafford. Van de Beek kesulitan mendapatkan waktu bermain di bawah manajer Ole Gunnar Solskjaer, Ralf Rangnick, hingga Erik ten Hag. Meskipun ia sudah familiar dengan sistem Ten Hag di Ajax, hal itu tidak cukup untuk memberinya tempat reguler di tim utama United.
Pindah ke Klub Baru: Harapan Baru yang Gagal
Setelah dua musim yang penuh dengan ketidakpastian dan minimnya menit bermain di Manchester United, van de Beek akhirnya memutuskan untuk mencari klub baru pada musim panas 2023. Harapannya adalah pindah ke klub yang bisa memberinya waktu bermain lebih banyak dan kesempatan untuk kembali menemukan performa terbaiknya.
Namun, meskipun ia telah pindah, situasinya tidak banyak berubah. Baik karena masalah kebugaran, ketidakcocokan dengan gaya permainan tim, atau persaingan ketat di lini tengah, van de Beek masih kesulitan mendapatkan waktu bermain reguler. Meski klub barunya menyambutnya dengan antusias, Donny belum mampu memperlihatkan performa yang meyakinkan seperti saat ia bersinar bersama Ajax.
Masalah Kebugaran dan Adaptasi
Salah satu faktor utama yang mempengaruhi performa van de Beek adalah masalah kebugaran. Cedera yang sempat ia alami selama bermain di Manchester United membuatnya kesulitan untuk mencapai kebugaran penuh. Cedera tersebut juga memengaruhi kepercayaan dirinya dan ritme permainannya, sehingga ia kesulitan untuk tampil konsisten.
Selain itu, adaptasi di lingkungan dan liga baru juga menjadi tantangan. Perbedaan gaya bermain antara klub barunya dan ekspektasi tinggi dari penggemar serta manajemen membuatnya berada dalam tekanan besar untuk segera tampil impresif. Sayangnya, proses adaptasi ini belum berjalan mulus.
Peran yang Tidak Jelas
Salah satu alasan utama mengapa van de Beek tidak tampil konsisten adalah ketidakjelasan peran yang diberikan kepadanya. Di Ajax, ia bermain sebagai gelandang serang yang sering berada di depan kotak penalti, menciptakan peluang, dan mencetak gol. Namun, di klub-klub baru, peran tersebut tidak selalu tersedia. Kerap kali, ia ditempatkan lebih dalam atau di posisi yang kurang nyaman, sehingga ia tidak bisa memaksimalkan kemampuan menyerangnya.
Manajer yang menangani van de Beek tampaknya kesulitan menemukan posisi terbaik untuknya di tengah-tengah skema taktik yang sudah ada. Hal ini mengakibatkan sang pemain sulit menemukan ritme permainan dan merasa nyaman di lapangan.
Apa yang Harus Dilakukan van de Beek?
Bagi van de Beek, kunci untuk membalikkan keadaan adalah mendapatkan waktu bermain lebih banyak, serta menemukan pelatih yang percaya padanya dan memberinya peran yang cocok. Ia masih memiliki kemampuan teknis dan visi permainan yang luar biasa, tetapi butuh kesempatan yang tepat untuk menunjukkannya.
Selain itu, faktor mental juga sangat penting. Donny van de Beek harus menjaga motivasi dan fokus, meskipun situasinya belum ideal. Dengan kebugaran yang terjaga dan dukungan yang tepat dari pelatih serta rekan setim, tidak ada alasan mengapa ia tidak bisa kembali ke performa terbaiknya.